Ulat Jedung



ULAT JEDUNG

ulat jedung atau yang sering disebut uler jedung  untuk diwilayah gunung kidul, ulat ini memiliki habitat di dedaunan. biasanya ulat ini ada di daun mahoni/ sering di pohon mahoni. ulat ini terkadang jadi hama bagi petani.  bagi sebagian orang ulat ini agak menyeramkan, tapi tidak untuk warga gunung kidul , bagi warga gunung kidul gunung kidul ulat ini adalah makanan yang gurih(bagi yang suka tapi hehehe), ulat ini biasanya dibakar atau pun digoreng dan biasa di jadikan makanan cemilan bahkan menjadi lauk . ulat ini pun ketika menjadi kepompong dapat dimakan. mungkin hanya itu info untuk Ulat jedung.. selamat mencoba bagi yang penasaran. kunjungilah Gunung Kidul banyak makanan dan tempat Wisata yang menarik disana.

Terima kasih

😀

Nikmatnya Belalang, Gunung Kidul


GUNUNGKIDUL

Belalang atau walang bagi sebagian orang dianggap sebagai pakan burung atau hama. Tetapi tidak dengan Gunung kidul. Belalang di Gunung kidul mejadi makanan favorit bagi warga. Selain kaya gizi, belalang kayu merupakan sumber pendapatan yang dapat menambah pemasukan. Para pemburu belalang dapat meraup untung antara 30-40 ribu rupiah. Hasil tangkapan para pemburu ini biasanya dijajakan disejumkah ruas jalan di Gunung Kidul. Belalang yang dijajakan disni tentu saja masih hidup dan mentah. Rumah makan di gunung kidul sudah banyak yang menyediakan menu belalang goreng yang sudah diolah dengan bumbu khusus sehingga rasanya menjadi lezat dan gurih. Cara pengolahan belalang goreng cukup sederhana yaitu belalang dibersihkan dari sayap, suthang (kaki bagian belakang) dan kotorannya. Setelah itu belalang dicuci hingga bersih dan kemudian direndam 15 menit dengan bumbu-bumbu khusus. Setelah itu baru digoreng. Belalang goreng sering dijadikan oleh-oleh bagi perantau gunungkidul saat kembali ke daerah perantauan. Belalang goreng menurut dosen IPB, memiliki kandungan protein antara 40-60%. Rasa belalang goreng tak jauh beda dengan udang goreng. Sumber: Belalang Goreng : Gurihnya Kuliner Khas Gunungkidul

Kepongpong Ulat Jati , Gunung Kidul


Enthung jati khas Gunungkidul

Gunungkidul merupakan suatu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang sebagian besar struktur tanahnya mengandung kapur.


Mungkin karena itulah didaerah tersebut pohon jati sangat banyak ditemukan, karena ternyata pohon jati cocok tumbuh di daerah yang berkapur.

Seperti tanaman lainnya, daun jati juga mempunyai konsumen tersendiri yakni ulat pemakan daun jati, berwarna hitam tidak berbulu dan tidak membikin gatal apabila disentuh. Uniknya ulat (jawa : uler) ini memakan daun jati pada musim tertentu. Saat musim ulat jati datang maka seluruh pohon jati akan diserbu daunnya. Bagi yang bukan warga gunungkidul mungkin akan merasa geli atau takut saat musim ulat itu tiba, karena begitu banyak ulat yang menempel / memakan di daun jati, bahkan turun ke tanah (dengan menggunakan semacam air liurnya). Tapi bagi warga setempat hal itu sudah biasa, saya teringat pada waktu dulu ketika masih anak-anak, justru musim itu adalah saat yang menyenangkan, karena hampir semua orang terutama anak-anak akan beramai-ramai berburu ulat jati. Apalagi setelah beberapa hari, biasanya ulat tersebut akan menjadi kempompong (jawa: enthung), yang bentuknya seperti kerucut dan berwarna merah tua. Inilah saat yang ditunggu-tunggu, karena kami semua akan ‘memanen’ kempompong / enthung jati tersebut. Biasanya enthung jati akan bersembunyi dibalik daun atau di tanah / dibalik gundukan batu dengan melindungi dirinya menggunakan semacam selaput putih. Setelah mendapatkan enthung tersebut dalam jumlah yang lumayan, tibalah waktu untuk menikmatinya, cukup digoreng begitu saja hingga matang lalu dibumbui dengan sedikit garam. Dan rasanya tentu saja gurih dan lezat. Namun bagi yang tidak biasa makan kadang akan timbul alergi gatal-gatal, seperti orang yang alergi terhadap udang / seafood.

sumber : http://bagoezparikezit.blogspot.com